Get Mystery Box with random crypto!

[ Saya, saya, saya. ] Ayah, sebab perlu kamu ketahui. Akhir-a | 11.11 PM

[ Saya, saya, saya. ]

Ayah, sebab perlu kamu ketahui. Akhir-akhir ini, pada terik-terik siangku dan pada kelam-kelam malamku, hatiku meringis dan batinku merintih. Meronta, kala diingat bahwa banyak sekali hal yang mungkin membuat hatimu kerontang dan sukmamu tawar. Kala diingat bahwa satu di antara banyak alasannya adalah saya.

Saya, saya, saya. Berdengung terus di kepala saya, tak pernah berhenti.

Makin luruh diri saya ketika saya ingat malam itu Ayah merengkuh saya erat-erat, kemudian merintih lirih, "Ayah cuma punya kamu sekarang. Tolong jangan tinggalin Ayah. Semua orang tinggalin Ayah, kamu jangan tinggalin Ayah."

Ayah menangis hebat malam itu. Dari ribuan hari yang sudah saya lewati bersama ayah, Ayah tidak pernah menangis. Barang meneteskan satu air mata pun tidak pernah. Namun, Ayah meluruhkan belasan atau bahkan puluhan bulir-bulir air mata yang bahkan belum pernah saya lihat sekalipun.

Sebab pada malam itu saya menyadari; Ayah sama seperti saya, saya sama seperti Ayah.

Kesepian.

Sebab kami sama-sama rela mengais apa pun untuk mengisi kekosongan dalam sepi. Sebab kami sama-sama melolong kala kekosongan dalam sepi itu tak bisa lagi diisi.

— andanawarih
maaf karena menghilang tanpa jejak, hari ini saya kembali sebentar.