2021-10-30 04:56:40
MEMAHAMI AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH SESUAI DENGAN PEMAHAMAN SALAFUS SHALIH Imam asy-Syafi'i rahimahullah mengatakan: “Mereka (para sahabat) berada di atas kita dalam segala ilmu, ijtihad, wara’ (sikap berhati-hati), akal, dan hal-hal yang mendatangkan ilmu atau diambil ilmu darinya. Pendapat mereka lebih terpuji dan lebih utama bagi kita dari pendapat kita sendiri, wallahu a’lam.
Demikian kami katakan. Jika mereka bersepakat, kami mengambil kesepakatan mereka. Jika salah seorang dari mereka memiliki sebuah pendapat yang tidak diselisihi yang lain, kita mengambil pendapatnya. Jika mereka berbeda pendapat, kami mengambil sebagian pendapat mereka. Kami tidak akan keluar dari pendapat mereka secara keseluruhan.”
(al-Madkhal Ilas Sunan al-Kubra hlm. 110)
Begitu pula Muhammad bin al-Hasan mengatakan:“Ilmu itu empat macam.
Pertama, apa yang terdapat dalam kitab Allah subhanahu wa ta’ala atau yang serupa dengannya.
Kedua, apa yang terdapat dalam Sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam atau yang semacamnya.
Ketiga, apa yang disepakati oleh para sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam atau yang serupa dengannya. Jika mereka berselisih di dalamnya, kita tidak boleh keluar dari perselisihan mereka.
Keempat, apa yang dianggap baik oleh para ahli fikih atau yang sejenisnya.
Ilmu itu tidak keluar dari empat macam ini.”
(Intishar li Ahlil Hadits hlm. 31)
Oleh karena itu, Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:“Setiap pendapat yang dikatakan hanya oleh seseorang yang hidup pada masa ini dan tidak pernah dikatakan oleh seorang pun yang terdahulu, maka itu salah. Imam Ahmad mengatakan, ‘Jangan sampai engkau mengeluarkan sebuah pendapat dalam sebuah masalah yang engkau tidak memiliki pendahulu dalam hal itu."
(Majmu’ al-Fatawa, 21/291)
Ditulis oleh Ustadz Qomar Suaidi, Lc. hafizhahullah https://asysyariah.com/prinsip-prinsip-mengkaji-agama
WA Ashhaabus Sunnah
https://linktr.ee/hikmahsalafiyyah
1.2K views01:56