2024-06-13 01:51:52
PENYIMPANGAN KAUM SUFI TERHADAP DOAUstaz Abu Ihsan Al-Atsary hafizhahullahDi antara pandangan kaum sufi yang menyimpang dari kaidah-kaidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah menggolongkan doa sebagai sesuatu yang menentang takdir. Mereka berpendapat bahwa bagi seseorang yang telah mencapai tingkatan makrifat, tidak perlu lagi berdoa; mereka hanya pasrah kepada takdir Allah Subhanahu wa Ta’ala tanpa meminta lagi kepadaNya. Sikap ini bertentangan dengan ajaran Allah yang menyeru hamba-Nya untuk berdoa, sebagaimana firmanNya,
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ…
“Dan Rabbmu berkata: ‘Berdoalah kepadaKu, niscaya akan Aku kabulkan untukmu.'” (QS. Ghafir[40]: 60)
Kita sebagai makhluk perlu bedoa kepada Allah. Dan Allah adalah Rabb tempat memohon segalanya. Maka kita minta kepada Allah karena kita fakir dan Allah Yang Maha kaya.
Sebagian kaum sufi memandang bahwa doa itu bisa diidentikkan dengan sikap menentang keputusan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Mereka menganggap tidak perlu berdoa, terserah Allah. Ini tentunya bertentangan dengan kaedah Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
Kita tahu bahwa doa adalah ibadah. yang diperintahkan oleh Allah dan RasulNya. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menekankan pentingnya berdoa kepada Allah dan mengatakan bahwa Allah marah kepada hamba yang tidak meminta kepadaNya. Maka kita mengangkat tangan meminta kepada Allah, walalupun kita tahu bahwa Allah telah menuliskan segalanya. Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyampaikan,
لا يردُّ القضاءَ إلَّا الدُّعاءُ
“Tidak ada yang dapat mengubah takdir kecuali doa.” (HR. Tirmidzi)
Artinya doa salah satu faktor perubah takdir yang terbesar. Bahwa Allah menetapkan satu takdir atas seorang hamba itu karena doanya. Maka banyak-banyaklah kamu berdoa. Karena tidak ada satu pun yang dipanjatkan oleh seorang hamba kecuali Allah akan mengabulkannya, atau Allah akan menghindarkannya dari keburukan yang setara dengan doanya, atau Allah jadikan doanya itu sebagai tabungan pahala baginya di akhirat nanti, yaitu selama dia tidak berdoa untuk sesuatu yang mengandung dosa atau mengandung unsur memutus tali silaturahim.
Jadi, tidak ada di masa nabi, tidak pernah diajarkan nabi, dan tidak pernah dipahami oleh para sahabat bahwa doa tergolong sebagai tindakan yang menentang takdir Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ini adalah pendapat yang sangat aneh dan menyimpang dari kaidah agama. Kita tahu bahwa dalam Islam, doa merupakan perkara penting, bahkan aktivitas seorang muslim dipenuhi dengan doa. Ada yang disebut doa mutlak, ada juga doa muqayyad.
Simak melalui: https://rodja.id/5bl
Follow Us:
https://t.me/kajianislamchannel
https://instagram.com/kajianislam_channel
4.5K viewsedited 22:51