Get Mystery Box with random crypto!

TERJEMAH AD-DURARUL BAHIYYAH FIL MASAIL AL-FIQHIYYAH ...... | WarisanSalaf.Com

TERJEMAH AD-DURARUL BAHIYYAH FIL MASAIL AL-FIQHIYYAH

.................................................
Judul Asli: الدرر البهية في المسائل الفقهية
Edisi Terjemah: Pembahasan Fikih Ringkas Berdasarkan al-Quran dan Hadits
Penulis: Imam asy-Syaukani rahimahullah
.................................................

Penulis -rahimahullah- berkata,

(3 - باب قضاء الحاجة)
على المُتخلِّي الاستتار حتى يدنو من الأرض، والبُعد أو دخول الكنيف، وترْك الكلام، والمُلابسة لما له حُرمة، وتجنب الأمكنة التي منع عن التخلي فيها شَرْع أو عُرْف، وعدم الاستقبال، والاستدبار للقبلة، وعليه الاستجمار بثلاثة أحجار طاهرة، أو ما يقوم مقامها، ويُندب الاستعاذة عند الشُّروع، والاستغفار والحمد بعد الفراغ.

[Bab Ketiga]
Bab Buang Hajat

Wajib(1) bagi seorang yang hendak buang hajat agar menutupi (dirinya) sampai mendekat ke tanah(2) dan menjauh(3) (dari manusia) atau masuk ke tempat buang hajat.

Tidak berbicara.

Tidak memakai sesuatu yang memiliki kehormatan (secara syariat).

Menjauhi tempat-tempat yang dilarang buang hajat padanya, baik secara syariat atau kebiasaan masyarakat(4).

Tidak menghadap atau membelakangi kiblat.

Wajib baginya untuk beristijmar (sedikitnya) dengan tiga batu yang suci atau benda lain yang dapat menggantikannya(5).

Disunnahkan berlindung ketika memulai dan beristighfar ketika selesai(6).

.............................
Penjelasan:
(1)
Berdasarkan keumuman dalil-dalil yang menerangkan wajibnya menutup aurat kecuali dalam keadaan darurat, di antaranya adalah ketika buang hajat.

(2) Apabila seseorang buang hajat tidak di dalam WC, maka membuka pakaiannya adalah ketika dalam posisi duduk atau dekat dengan tanah, agar auratnya terjaga.

(3) Dari Mughirah bin Syu’bah radhiallahu ‘annu, “Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila pergi ke tempat buang hajat, beliau menjauh.” (HR. Tirmidzi no. 20)

Dahulu, mereka biasa buang hajat di padang pasir. Mereka tidak memiliki WC khusus untuk buang hajat. Maka di antara kemuliaan adab beliau shallallahu ‘alaihi wasallam adalah mencari tempat yang jauh dari manusia, sehingga tidak terlihat bagian aurat beliau ketika buang hajat di tempat tersebut.

(4) Di antara tempat yang dilarang buang hajat padanya adalah: tempat yang memiliki kemuliaan seperti masjid di atas kuburan jalan yang dilalui manusia tempat berteduh air tergenang pohon yang berbuah lubang/sarang hewan dan tempat-tempat lainnya yang mengundang kemarahan manusia atau doa jelek dari mereka.

(5) Membersihkan tempat keluarnya kotoran bisa dengan [1] air atau dengan [2] batu dan benda lainnya yang dapat membersihkan dan menyerap kotoran, seperti tisu, kayu, kertas, dan lainnya. Jika menggunakan batu, maka wajib menggunakan minimalnya tiga buah batu atau kelipatannya dalam bilangan ganjil hingga najisnya bersih.

(6) Ketika hendak masuk tempat buang hajat membaca doa,

بِسْمِ اللهِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ
“Dengan nama Allah, Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari (kejahatan) sehat laki-laki dan setan perempuan.” (HR. Al-Jama’ah. Lafazh "bismillah" tambahan dari riwayat Sa’id bin Manshur dalam Sunannya)

Dan ketika keluar (setelah di luar) membaca doa,

غُفْرَانَكَ
“(Aku berharap) ampunan-Mu ya Allah.”



Bersambung, insyaallah

Ad-Durarul Bahiyyah lisy Syaukani. Keterangan tambahan dirangkum dari berbagai sumber.

#Fawaidumum #matan #fikih #durarulbahiyyah

Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
Situs Resmi http://www.warisansalaf.com