Get Mystery Box with random crypto!

Channelnya Gita🎀

Logo of telegram channel pitagita — Channelnya Gita🎀 C
Logo of telegram channel pitagita — Channelnya Gita🎀
Channel address: @pitagita
Categories: Uncategorized
Language: English
Subscribers: 4
Description from channel

Dunia gitaaa👯
Isinya cerpen" karyaku and daily act main di tele👸👸
Salam manis,
@pitagitaa

Ratings & Reviews

3.33

3 reviews

Reviews can be left only by registered users. All reviews are moderated by admins.

5 stars

1

4 stars

0

3 stars

1

2 stars

1

1 stars

0


The latest Messages

2018-07-25 14:28:40 Siapa coba orang iseng yg buat channel kayak gitu segala pake nama asli aku yaampun channel asli+aktif aku cuma yg ini doang ok
113 views11:28
Open / Comment
2018-07-25 14:24:32 Yg diatas Fake Channel ya!!
103 views11:24
Open / Comment
2018-07-25 14:24:16
107 views11:24
Open / Comment
2018-01-26 15:51:13 A/n.
Yak! Aku balik lagi sm cerpen" buatanku. Simple sih heheh. Oiya, buat yg ada keterangan part 1, itu maksudnya nanti bakal ada kelanjutannya yaw^^

Semoga suka♡
173 views12:51
Open / Comment
2018-01-26 15:49:39 STORY 1. 《Aira & Azka》 By Gita "Ooh no, rasanya badanku benar-benar remuk seharian ini." Bel pulang sekolah baru saja berbunyi di segala penjuru ruangan. Bagi gadis manis satu ini, bunyi bel barusan sangat membuatnya bisa bernapas lega. Bagaimana…
157 views12:49
Open / Comment
2018-01-26 15:49:19 STORY 2. 《Upi&Rexa》 By Gita Di pergantian semester ini, koridor kampus tampak lebih ramai dari biasanya. Aku baru saja berpisah arah dengan Vina karena gedung kampus kami yang berbeda. Dia di jurusan Ilmu Komputer sedangkan aku jurusan Ilmu komunikasi.…
157 views12:49
Open / Comment
2018-01-26 15:48:47 STORY 3. 《Vina&Dirga》 By Gita Sampai sekarang aku tidak mengerti. Bagaimana bisa aku masuk ke kampus swasta ini, yang tidak pernah aku impikan. Bahkan aku masih ingat betapa sakit hatinya dulu saat pengumuman SNMPTN dan SBMPTN keluar. Ingin rasanya…
152 views12:48
Open / Comment
2018-01-26 15:48:14 "Thanks ya!" Ucap Sarah lagi. "Eh, Dir, lo sekelompok sama gue bukan sih yang mata kuliah Basis Data?"

Kulihat Dirga tampak mengingat.

"Lo sekelompok sama gue." Ucapku tiba-tiba. Membuat keduanya agak kaget.

"Oh, lo yang namanya Vina?"

Sialan.

Cowok yang baru saja ku anggap rival aja malah tidak mengetahui namaku.

♡♡

-----
3 | Orang yang pintar pun, juga manusia yang memiliki kelemahan.
-----


Di suatu siang itu, Dirga dan Vina sedang menyelesaikan tugas kelompok mereka. Vina masih sibuk dengan laptopnya. Membuka aplikasi DataBase dan jari-jarinya asik bermain disana. Saat ditawari makan pun Vina cuek saja.

Setengah jam kemudian, Dirga yang baru balik dari kantin membeli makanan langsung melihat Vina yang tertidur di depan laptopnya. Dirga melihat raut wajah gadis tersebut yang sedang tertidur diatas lipatan kedua tangannya di meja.

'Manis juga.' Pikirnya.

Detik selanjutnya, Dirga segera gelengkan kepalanya untuk mengenyahkan pikiran anehnya itu.

"Gimana bisa lo tidur dalam keadaan laper begitu coba." Ujar Dirga kemudian sambil menyingkirkan laptop tersebut. "Lo malah buat diri lo sakit, bodoh. Kalau lo sakit, lo nggak bakal bisa jadi rival gue lagi."

Tanpa sadar, tangannya ingin menyentuh poni milik Vina. Tapi ia gagalkan itu. Yang kini Dirga lakukan hanya melampirkan sebuah jaket tebal miliknya menutupi punggung Vina.

♡♡
148 viewsedited  12:48
Open / Comment
2018-01-26 15:47:55 STORY 3.


《Vina&Dirga》
By Gita



Sampai sekarang aku tidak mengerti. Bagaimana bisa aku masuk ke kampus swasta ini, yang tidak pernah aku impikan. Bahkan aku masih ingat betapa sakit hatinya dulu saat pengumuman SNMPTN dan SBMPTN keluar. Ingin rasanya terus bertanya kenapa. Kenapa jalan takdirku seperti tak adil seperti ini?

Bukannya aku sombong atau apa, tapi dari dulu, aku termasuk siswi berprestasi, bahkan selalu bersekolah di sekolah favorite. Tapi takdir berkata lain, aku kira jalan ceritaku akan terus mulus.

Tidak. Aku tidak sampai punya niat untuk bunuh diri. Tenang saja, imanku tidak selemah itu.

Seolah putus harapan, tapi orang tua ku lah yang kembali menyemangatiku. Ya, karena mereka pula motivasiku untuk terus belajar dengan giat di kampus ini. Berharap kelak akan menjadi orang yang berguna. Meski dengan jalan cerita diluar harapanku.

"Dosen belum dateng?" Tanyaku pada cowok yang duduk tepat disebelahku.

"Belum kok. Tumben banget, Vin lo dateng rada ngaret."

Aku hanya meringis. Yeah, meskipun rada telat tapi aku nyaris tidak pernah melewatkan absen tiap semester. Aku juga tipe orang yang tidak lemah untuk gampang minta ijin hanya karena sakit.

Setengah jam kemudian, dosen yang terkesan killer oleh mahasiswa itu datang. Beliau memberitahu hasil nilai kuis pertama minggu lalu. Sama seperti mahasiswa pada umumnya, hatiku pun merasa deg deg an.

"Saya agak kecewa ya, karena masih banyak yang nilainya dibawah rata-rata. Hanya ada dua orang yang mendapat nilai cukup memuaskan."

Deg.

Aku tak sabar mendengar kelanjutan kalimatnya.

"Vina, mana yang namanya Vina?"

Refleks, aku mengangkat tangan. Ada apa ini? Jantungku serasa mau copot.

"Ya, nilaimu memuaskan. 98."

Daebak. Bahkan aku tak percaya.

"Dan satu lagi, yang namanya Dirga. Ada orangnya?"

Di sudut kanan, tampak ada cowok yang mengangkat tangannya.

"Nilaimu juga sama memuaskan. Sama seperti Vina."

Dengan berbeda jarak antara enam mahasiswa yang duduk di sebelah kananku, aku menatap cowok itu lekat. Dia pun balik menatapku.

Mulai detik ini juga, aku putuskan atas cowok yang bernama Dirga itu, dia adalah rivalku.

Dan aku tak akan biarkan dirinya satu langkah diatasku.

♡♡

"Gila. Lo beruntung banget sih, Vin bisa dapet nilai bagus di mata kuliah Algoritma. Bahkan, dosen killer sekalipun, nilai lo tetep bagus!" Suara antusias terdengar dari mulut cewek yang duduk disebelahku ini.

Dia Sarah, cewek yang terkenal ramah. Aku sering diajak ngobrol dengannya seperti sekarang ini. Mungkin, banyak mahasiswa yang mengenalnya. Kalau dibandingkan dalam tipe kepribadian, Sarah termasuk ekstrovert sedangkan aku introvert.

Sangat berbading terbalik, bukan?

Aku hanya tersenyum kikuk. Dalam hati mah aku sangat senang. Tapi aku tak biasa menunjukkan apa yang ku rasakan.

"Duh, bisa tolong bukain ini nggak, Vin?" Tanyanya sambil memberikan botol air minum yang masih di segel itu.

Tampaknya aku juga tak bisa membukanya.
"Keras. Coba minta tolong yang lain."

"Oke." Sahutnya. "Eh, Dirga. Tolongin buka botol minum ini dong. Please."

Dirga, yang kebetulan sedang berjalan melewati kami segera ditahan olehnya.
Seolah hal yang mudah, cowok itu nggak keliatan kesusahan untuk membuka botol minum tersebut.
110 views12:47
Open / Comment
2018-01-26 15:01:08 "Kalau lo ngga mau ngerasa sakit hati, mending lo berhenti berharap deh buat dapetin hati gue." Ucapku kala itu.

"Udah gausah gengsi. Cewek mana coba yg nolak gue." Jawabnya dengan sangat pede. Aku sampe melotot dibuatnya.

"Gue. Gue nolak lo."

"Meskipun berkali-kali lo bilang begitu, tetep nggak ada efeknya buat gue, Pi." Ucapnya lagi. Tapi aku tak peduli.

Sampai suatu siang itu, Rexa mengajakku makan di kantin kampus.

"Baru kemarin gue liat lo jalan sama cewek anak jurusan manajemen, sekarang lo berani nyamperin gue?" Tanyaku jutek seperti biasa.

"Astaga, lo cemburu?"

"Dih, siapa lo siapa gue."

"Lo tau, kalau merhatiin lo itu selalu nggak bisa untuk gue lewatin, Pi." Katanya penuh gombalan. Lagi.

"Nggak mempan gombal kacangan lo."

"Udah yuk makan dulu, sayang." Aku tergelak mendengarnya. "Perut tuh perlu diisi dulu biar nyaman ngerjain tugasnya."

"Berisik."

Kemudian Rexa pergi dari situ. Aku pun lega. Tapi tak lama, ternyata cowok itu balik lagi dengan tangan yg menenteng sebungkus nasi goreng. Sialnya, itu adalah makanan kesukaanku.

"Gue yakin lo nggak bisa nolak. Hehe. Dimakan ya, jangan dianggurin mulu kayak gue."

"Jangan harap gue bilang makasih."

"Gapapa kok. Sama-sama ya, cubby." Rexa terkekeh pelan. "Gue pergi dulu ya. Kalau kangen, telepon aja. Dengan senang hati gue langsung kesini."

Aku memutar bola mataku jengah dengan tingkahnya yang selalu bersikap manis seperti itu.

Lima menit aku menatap nasi goreng didepanku itu, akhirnya mengalah pada ego ini.

♡♡

-----

1 | Meski terus tak di hargai, cowok akan terus berjuang untuk mendapatkan hati cewek pujaannya.

-----

Rexa masih terus memperhatikan tiap kegiatan yang dilakukan Upi dari kejauhan. Dia tau, kalo Upi seperti kesulitan karena harus edit videonya sendiri.

Sialan.

Rasanya Rexa mau sleding kepala teman-teman sekelompoknya Upi itu. Kalau dia berada di posisi upi sih, nggak sudi ia kerjakan itu tugas. Bodo amat kalaupun nilainya dapet E.

Baru saja Rexa ingin menghampiri cewek itu, tapi lengannya keburu di tahan oleh Delin, anak jurusan manajemen yang dia anggap teman dekatnya sendiri.

"Lo nggak ada kelas, Rex?"

"Lagi kosong sih. Lo ngapain disini? Mau curhat lagi?" Tanya baliknya. Tak menyangka kalau cewek itu berkeliaran di gedung kampus jurusannya.

"Nggak sengaja ngeliat lo diem doang disini. Ada juga gue yang nanya lo kenapa."

Rexa hanya ber-oh ria. Tatapannya masih beralih pada satu objek disana.

"Kenapa? Masih terus ngejar dia? Siapa namanya? Upi?" Bahkan Delin sudah tahu tentang itu.

Rexa tersenyum samar mengiyakan.

"Gila. Cewek macem Upi bisa ngebuat lo tergila-gila sama satu cewek. Biasanya juga mereka yang tergila-gila sama lo, Rex." Delin berdecak tak percaya.

"Dia.. beda, Del. Gatau kenapa gue nggak pernah bosen buat sekedar melihatnya. Dan gue Rexa, bakal dapetin hatinya dia." Ucap Rexa dengan yakinnya.

"Let see." Delin melipat kedua tangannya di dada. "Eh, eh itu dia ngeliatin ke arah kita deh kayaknya. Ah ntar dikira gue cewek genit yang biasa deketin lo lagi."

Rexa malah merangkul Delin dengan santai. Lalu mulai membawa langkah kakinya dan Delin pergi dari situ.

"Biarin, siapa tau dia cemburu."

♡♡
93 views12:01
Open / Comment