🔥 Burn Fat Fast. Discover How! 💪

STORY 3. 《Vina&Dirga》 By Gita Sampai sekarang aku | Channelnya Gita🎀

STORY 3.


《Vina&Dirga》
By Gita



Sampai sekarang aku tidak mengerti. Bagaimana bisa aku masuk ke kampus swasta ini, yang tidak pernah aku impikan. Bahkan aku masih ingat betapa sakit hatinya dulu saat pengumuman SNMPTN dan SBMPTN keluar. Ingin rasanya terus bertanya kenapa. Kenapa jalan takdirku seperti tak adil seperti ini?

Bukannya aku sombong atau apa, tapi dari dulu, aku termasuk siswi berprestasi, bahkan selalu bersekolah di sekolah favorite. Tapi takdir berkata lain, aku kira jalan ceritaku akan terus mulus.

Tidak. Aku tidak sampai punya niat untuk bunuh diri. Tenang saja, imanku tidak selemah itu.

Seolah putus harapan, tapi orang tua ku lah yang kembali menyemangatiku. Ya, karena mereka pula motivasiku untuk terus belajar dengan giat di kampus ini. Berharap kelak akan menjadi orang yang berguna. Meski dengan jalan cerita diluar harapanku.

"Dosen belum dateng?" Tanyaku pada cowok yang duduk tepat disebelahku.

"Belum kok. Tumben banget, Vin lo dateng rada ngaret."

Aku hanya meringis. Yeah, meskipun rada telat tapi aku nyaris tidak pernah melewatkan absen tiap semester. Aku juga tipe orang yang tidak lemah untuk gampang minta ijin hanya karena sakit.

Setengah jam kemudian, dosen yang terkesan killer oleh mahasiswa itu datang. Beliau memberitahu hasil nilai kuis pertama minggu lalu. Sama seperti mahasiswa pada umumnya, hatiku pun merasa deg deg an.

"Saya agak kecewa ya, karena masih banyak yang nilainya dibawah rata-rata. Hanya ada dua orang yang mendapat nilai cukup memuaskan."

Deg.

Aku tak sabar mendengar kelanjutan kalimatnya.

"Vina, mana yang namanya Vina?"

Refleks, aku mengangkat tangan. Ada apa ini? Jantungku serasa mau copot.

"Ya, nilaimu memuaskan. 98."

Daebak. Bahkan aku tak percaya.

"Dan satu lagi, yang namanya Dirga. Ada orangnya?"

Di sudut kanan, tampak ada cowok yang mengangkat tangannya.

"Nilaimu juga sama memuaskan. Sama seperti Vina."

Dengan berbeda jarak antara enam mahasiswa yang duduk di sebelah kananku, aku menatap cowok itu lekat. Dia pun balik menatapku.

Mulai detik ini juga, aku putuskan atas cowok yang bernama Dirga itu, dia adalah rivalku.

Dan aku tak akan biarkan dirinya satu langkah diatasku.

♡♡

"Gila. Lo beruntung banget sih, Vin bisa dapet nilai bagus di mata kuliah Algoritma. Bahkan, dosen killer sekalipun, nilai lo tetep bagus!" Suara antusias terdengar dari mulut cewek yang duduk disebelahku ini.

Dia Sarah, cewek yang terkenal ramah. Aku sering diajak ngobrol dengannya seperti sekarang ini. Mungkin, banyak mahasiswa yang mengenalnya. Kalau dibandingkan dalam tipe kepribadian, Sarah termasuk ekstrovert sedangkan aku introvert.

Sangat berbading terbalik, bukan?

Aku hanya tersenyum kikuk. Dalam hati mah aku sangat senang. Tapi aku tak biasa menunjukkan apa yang ku rasakan.

"Duh, bisa tolong bukain ini nggak, Vin?" Tanyanya sambil memberikan botol air minum yang masih di segel itu.

Tampaknya aku juga tak bisa membukanya.
"Keras. Coba minta tolong yang lain."

"Oke." Sahutnya. "Eh, Dirga. Tolongin buka botol minum ini dong. Please."

Dirga, yang kebetulan sedang berjalan melewati kami segera ditahan olehnya.
Seolah hal yang mudah, cowok itu nggak keliatan kesusahan untuk membuka botol minum tersebut.