🔥 Burn Fat Fast. Discover How! 💪

'Kalau lo ngga mau ngerasa sakit hati, mending lo berhenti ber | Channelnya Gita🎀

"Kalau lo ngga mau ngerasa sakit hati, mending lo berhenti berharap deh buat dapetin hati gue." Ucapku kala itu.

"Udah gausah gengsi. Cewek mana coba yg nolak gue." Jawabnya dengan sangat pede. Aku sampe melotot dibuatnya.

"Gue. Gue nolak lo."

"Meskipun berkali-kali lo bilang begitu, tetep nggak ada efeknya buat gue, Pi." Ucapnya lagi. Tapi aku tak peduli.

Sampai suatu siang itu, Rexa mengajakku makan di kantin kampus.

"Baru kemarin gue liat lo jalan sama cewek anak jurusan manajemen, sekarang lo berani nyamperin gue?" Tanyaku jutek seperti biasa.

"Astaga, lo cemburu?"

"Dih, siapa lo siapa gue."

"Lo tau, kalau merhatiin lo itu selalu nggak bisa untuk gue lewatin, Pi." Katanya penuh gombalan. Lagi.

"Nggak mempan gombal kacangan lo."

"Udah yuk makan dulu, sayang." Aku tergelak mendengarnya. "Perut tuh perlu diisi dulu biar nyaman ngerjain tugasnya."

"Berisik."

Kemudian Rexa pergi dari situ. Aku pun lega. Tapi tak lama, ternyata cowok itu balik lagi dengan tangan yg menenteng sebungkus nasi goreng. Sialnya, itu adalah makanan kesukaanku.

"Gue yakin lo nggak bisa nolak. Hehe. Dimakan ya, jangan dianggurin mulu kayak gue."

"Jangan harap gue bilang makasih."

"Gapapa kok. Sama-sama ya, cubby." Rexa terkekeh pelan. "Gue pergi dulu ya. Kalau kangen, telepon aja. Dengan senang hati gue langsung kesini."

Aku memutar bola mataku jengah dengan tingkahnya yang selalu bersikap manis seperti itu.

Lima menit aku menatap nasi goreng didepanku itu, akhirnya mengalah pada ego ini.

♡♡

-----

1 | Meski terus tak di hargai, cowok akan terus berjuang untuk mendapatkan hati cewek pujaannya.

-----

Rexa masih terus memperhatikan tiap kegiatan yang dilakukan Upi dari kejauhan. Dia tau, kalo Upi seperti kesulitan karena harus edit videonya sendiri.

Sialan.

Rasanya Rexa mau sleding kepala teman-teman sekelompoknya Upi itu. Kalau dia berada di posisi upi sih, nggak sudi ia kerjakan itu tugas. Bodo amat kalaupun nilainya dapet E.

Baru saja Rexa ingin menghampiri cewek itu, tapi lengannya keburu di tahan oleh Delin, anak jurusan manajemen yang dia anggap teman dekatnya sendiri.

"Lo nggak ada kelas, Rex?"

"Lagi kosong sih. Lo ngapain disini? Mau curhat lagi?" Tanya baliknya. Tak menyangka kalau cewek itu berkeliaran di gedung kampus jurusannya.

"Nggak sengaja ngeliat lo diem doang disini. Ada juga gue yang nanya lo kenapa."

Rexa hanya ber-oh ria. Tatapannya masih beralih pada satu objek disana.

"Kenapa? Masih terus ngejar dia? Siapa namanya? Upi?" Bahkan Delin sudah tahu tentang itu.

Rexa tersenyum samar mengiyakan.

"Gila. Cewek macem Upi bisa ngebuat lo tergila-gila sama satu cewek. Biasanya juga mereka yang tergila-gila sama lo, Rex." Delin berdecak tak percaya.

"Dia.. beda, Del. Gatau kenapa gue nggak pernah bosen buat sekedar melihatnya. Dan gue Rexa, bakal dapetin hatinya dia." Ucap Rexa dengan yakinnya.

"Let see." Delin melipat kedua tangannya di dada. "Eh, eh itu dia ngeliatin ke arah kita deh kayaknya. Ah ntar dikira gue cewek genit yang biasa deketin lo lagi."

Rexa malah merangkul Delin dengan santai. Lalu mulai membawa langkah kakinya dan Delin pergi dari situ.

"Biarin, siapa tau dia cemburu."

♡♡