Get Mystery Box with random crypto!

STORY 2. 《Upi&Rexa》 By Gita Di pergantian semest | Channelnya Gita🎀

STORY 2.


《Upi&Rexa》
By Gita


Di pergantian semester ini, koridor kampus tampak lebih ramai dari biasanya. Aku baru saja berpisah arah dengan Vina karena gedung kampus kami yang berbeda. Dia di jurusan Ilmu Komputer sedangkan aku jurusan Ilmu komunikasi.

Namun tiba-tiba ada yang merangkul pundakku dengan akrab dari belakang.

"Hei, cubby!" Sapanya langsung membuatku mendelik sebal.

Aku menarik paksa diriku menjauh sehingga rangkulannya terlepas. "Ngapain lo?"

"Duh, jutek banget neng masih pagi gini." Cowok berparas tampan tapi playboy cap lang-lang itu memang masih terus berusaha mendekatiku. Tak kenal lelah, meskipun aku terus bersikap acuh tak acuh padanya.

"Gapeduli." Jawabku masih terus melangkah.

"A214 kan? Gedung A? Gue temenin ke kelas ya. Kita kan sekelas lagi." Rexa, nama cowok itu yang masih saja berusaha menjajarkan langkahnya dengan langkahku.

Baru saja aku ingin membalasnya, tapi dia keburu menarik lenganku pergi.

Maunya apa sih cowok satu ini?

♡♡

"Ah gitu, yaudah deh," ucapku sedikit kecewa. "Nanti gue coba kerjain dulu. Abis itu coba lo edit mana bagian yang kurang."

Setelah Febi pergi terburu-buru dari hadapanku, aku menghela napas.

Lagi-lagi, aku mendapat teman sekelompok yang membuatku harus kerja extra sendirian. Kalau masalah disuruh buat PPT atau makalah, masih wajar. Tapi ini masalah membuat video. Video dokumenter mengenai studi kasus di satu mata kuliahku.

Kembali aku fokus pada laptop berukuran sedang di depanku ini. Menjengkelkan. Bahkan diwaktu kosong ini pun harus aku isi dengan mengedit video.

Tak lama, Vina datang.

"Tumben banget lo bawa laptop ke tempat makan begini, Pi."katanya langsung duduk di kursi depanku.

"Gue harus ngedit video. Deadlinenya sebentar lagi, Vin. Gimana gue bisa santai coba?"

Tatapan Vina masih sibuk pada layar handphonenya. Kebiasaan jelek dirinya yang tak kusukai. Kalau lagi ngumpul gini, aku merasa seolah-olah seperti boneka hidup yang menemaninya.

"Vin."

Dia menatapku. "Oh iya. Lanjut, Pi."

Ada jeda sejenak kemudian aku melanjutkan bercerita.

"Gue ngerjain ini sendiri. Ketiga temen gue selalu banyak alasannya. Kalau gue juga nggak kerja, nilai gue apa kabar nanti."

"Hmm," akhirnya Vina biarkan handphonenya menganggur. Dia letakkan begitu saja di meja. "Gimana kalau gue bantuin?"

"Lo emang bisa edit video?"

Dia berdecak pelan. "Waktu SMA aja gue sering buat video. Udah, nanti gue coba bantu edit."

Sekilas, aku tersenyum. Aku akui kalau Vina ternyata memang multi talent. Dia cukup terkenal sebagai mahasiswi berprestasi di jurusannya. Bahkan aku juga tahu tentang hobbynya sebagai penulis. Entah itu nulis cerpen, novel ataupun artikel.

Meskipun dia terkenal cuek pada lingkungannya, tapi dia memang baik hati. Ah iya, Vina termasuk orang yang suka tidak peka. Banyak cowok yang berusaha mendekatinya, namun dengan cueknya dia tidak mudah untuk membalas perasaan mereka.

"Hm, gue sih jarang mikirin cowok. Enakan juga single. Gak pusing. Gue suka sama kebebasan." Begitu katanya.

Lagipula, diantara kami bertiga, hanya Vina yang nggak pernah pacaran!

Kalian percaya?

Bahkan hampir semua orang tidak percaya itu.

"Makasih loh, Vin." Ucapku setelah kembali sadar dari lamunan.

Dia mengangguk. "Kan sesama teman harus saling menolong. Hehe."

Aku tersenyum miris. Karena yang kusadari, bahkan Vina jarang meminta bantuan padaku.

♡♡

Tiap menit aku tak buang kesempatan untuk menyelesaikan video dokumenter ini. Semua bahan sudah ada. Tinggal di edit. Bahkan Vina dan Fika turut membantuku dalam mengambil gambar maupun video.

Aku sangat hargai niat baik mereka. Bahkan Fika sampai rela menemaniku jauh-jauh untuk ke tempat-tempat umum seperti stasiun.

Dosen baru saja keluar dari ruang kelas. Masih ada satu mata kuliah lagi yang harus ku hadiri. Tapi nanti sore sekitar jam tiga. Karena ada waktu kosong, aku isi dengan menyelesaikan video ini.

Dan selama itu pula, Rexa selalu mendatangiku. Aku sadar dengan tingkahnya yang seolah perhatian denganku. Tapi aku masih terus bertahan agar tidak jatuh pada drama yang dibuatnya.