Get Mystery Box with random crypto!

STORY 1. 《Aira & Azka》 By Gita 'Ooh no, rasanya b | Channelnya Gita🎀

STORY 1.


《Aira & Azka》
By Gita


"Ooh no, rasanya badanku benar-benar remuk seharian ini."

Bel pulang sekolah baru saja berbunyi di segala penjuru ruangan. Bagi gadis manis satu ini, bunyi bel barusan sangat membuatnya bisa bernapas lega. Bagaimana tidak? Dua tugas di mata pelajaran yang berbeda, juga ulangan mendadak di mata pelajaran yang dibencinya sukses sudah membuat hari ini sangat buruk baginya. Ingin rasanya ia cepat merebahkan tubuhnya diatas kasur empuk miliknya.

Poppy, teman sebangkunya yang mendengar desahan kecil tadi lantas tertawa ikut merasakan. "It's awful day, right? Eh Ra, lo langsung pulang abis ini?"

Gadis tadi, yang bernama Aira Nathania Arkama-biasa disapa Aira atau Rara- masih asyik menyenderkan kepalanya di meja tempat duduknya.

"Bisa nggak langsung sampai rumah aja? Nggak perlu jalan kaki gitu," Poppy yang mendengarnya hanya bisa geleng-geleng. "Lelah ini hayati."

Sambil merapikan bukunya ke dalam tas, Poppy tertawa lagi. "Udah yuk, cabut. Eh, gue duluan ya, Ra. Udah dijemput. Oh iya, lo kan katanya mau minta belajar bareng Azka kan?"

Astaga. Aira lupa satu janji itu.

♢♢

"Maaf, Liat Azka nggak?" tanya Aira pada teman-teman sekelas Azka. Faktanya memang dirinya dan Azka beda kelas. Bahkan, jarak kelas mereka terlampau jauh.

Nyaris semua yang ditanya olehnya hanya menggeleng.

"Huh, kemana sih itu cowok. Lagi di cari aja susah." Dumel Aira.

Langkah Aira menuntunnya ke perpustakaan sekolah. Mungkin cowok bertubuh tinggi itu ada disana.

"hm, Cesi, liat Azka lagi di perpustakaan nggak?"

Yang ditanya malah tertawa. "Azka? Perpustakaan? Ya! Yang benar saja. Cowok macem dia mana pernah sih betah ke perpustakaan? Aneh lo nanyanya."

Entah kenapa Aira malah kesal cewek dihadapannya satu ini berkata seperti itu tentang Azka. Memang sih Azka yang notabene bukan tipikal cowok kutu buku, jarang untuk ke perpustakaan. Tapi tetap saja, Aira tidak suka ada yang berpikir seperti yang dikatakan Cesi tadi.

Ada satu tempat terakhir yang Aira yakin kalau Azka ada disana. Yap. Tempat tongkrongan Azka yang letaknya di dekat ruko-ruko depan sekolah. Tapi oh astaga! Yang benar aja cewek alim macem Aira melangkahkan kakinya ke tempat seperti kandang ular itu?

Aira paling benci tempat tongkrongan yang isinya geng sekolahnya itu.

♢♢

Dengan langkah ragu, juga tangan yang terus memegang erat rok abu miliknya, Aira terus bergerak menghampiri tempat tongkrongan itu. Dilihatnya banyak cowok yang sedang duduk diluar warung tersebut. Banyak yang ia tak kenal karena mereka kebanyakan kakak seniornya.

"Permisi kak," ucap Aira pada satu cowok yang tengah menghisap rokoknya dengan tenang. Baru saja Aira mengeluarkan suara, cowok yang lainnya langsung ikut menatapnya seolah bertanya mau-apa-lo-kesini. Ditatap seperti itu membuat Aira tambah cemas. "Di dalem ada Azka nggak ya?"

"Azka?"

"Lo ceweknya Azka? Widih bisa juga Azka cari cewek."

"Ah masa sih? Nggak percaya gue."

"Eh, kok pada dodol sih. Itu cewek udah ketakutan begitu juga," Sela seseorang membuat Aira tertolong. "Azka ada di dalem kok. Kalau mau langsung cari ke dalem aja."

Aira menggigit bibir bawahnya ragu. "Hm.."

"Oh, gue tahu maksud lo," potong cowok itu lagi. "Bentar ya, gue panggilin dulu."

Fiuh.

♢♢

"Ai, maafin gue dong."

"Sstt. Stop panggil aku ai. Nama aku itu Aira bukan Ai. Atau kau bisa panggil aku Rara."

"Tapi enakkan Ai daripada Ra. Pasaran tau."

"Tapi tetap aja aneh, Azka," ucap Aira lagi penuh penekanan. "Nanti bisa ambigu di dengarnya."

"Ambigu gimana coba?" Seketikag Azka menyerigai. "Ahh, jangan bilang lo mikir kalau itu panggilan kesayangan gitu?"

Berkata seperti itu, Aira semakin malu. "Azka!!"

Azka malah makin tertawa geli. "Yaudah, biar lo nggak ngambek, gue beliin permen deh."

"Lolipop?" semangat Aira muncul tiap hal yang berkaitan dengan permen kesukaannya itu.

"Heran gue kenapa cewek kayak lo suka permen kayak gitu." Ucap Azka yang melihat Aira masih semangat mengemut permen lolipop yang barusan ia belikan untuknya.

"Azka mau coba?"

Yang ditanya hanya memutar kedua bola matanya dengan malas.