Get Mystery Box with random crypto!

Hal itu membuat Aira terkekeh pelan. 'Azka,' 'Hm?' 'Makasih | Channelnya Gita🎀

Hal itu membuat Aira terkekeh pelan.

"Azka,"

"Hm?"

"Makasih ya."

"Buat?"

"Udah bikin aku semangat lagi."

♢♢

"Duh, kita mau kemana sih, Ai?"

Tanpa menghiraukan pertanyaan Azka yang dari tadi tak ada bedanya, Aira masih tetap kekeuh menarik lengan kanan milik cowok itu.

"Sstt, bawel. Ikut aja."

Jam masih menunjukkan pukul setengah sepuluh pagi. Dan setengah jam lagi bel istirahat akan berbunyi. Azka yang tadi sedang asyik makan dikantin dengan kawan akrabnya sambil mengisi waktu kosong-karena tak ada guru yang masuk ke kelas-di buat terkejut dengan kedatangan Aira dan langsung menarik tangannya seperti ini.

Karena tak biasanya Aira sering menyapanya di sekolah, apalagi seperti ini.

"Kita sampai." Ucap Aira akhirnya.

"Mushola?" Heran Azka. "Aira, kan waktu dzuhur masih lama. Duh, balik ke kantin lagi ya. Gue masih laper tau."

"Ih, Azka tuh yang bandel," balas Aira. "Jam istirahat kan belum tiba, tapi kau malah makan duluan dikantin. Daripada begitu, mending kita sholat dhuha. Lebih ada manfaatnya tau."

"Hah? Tumben amat peduli."

"Terserah," Aira memicingkan matanya. "Jangan bilang kau nggak pernah sholat dhuha ya?"

"Ya..ya pernah lah. Tapi ya jarang." Jawabnya jadi acuh tak acuh. "Yaudah ayo. Tunggu apa lagi?"

Dua puluh menit kemudian.

"Lo nggak balik ke kelas, Ai?"

"Hm, kau duluan aja kalau mau. Ini aku masih harus ngerjain tugas presentasi kelompok yang bakal ditampilkan nanti di jam pelajaran terakhir."

Alis Azka berkerut. Lalu ia duduk didekat Aira yang fokus pada layar laptopnya. "Tugas kelompok?

Aira hanya mengangguk. "Duh, masih banyak lagi yang belum lengkap materinya."

"Hei, dengerin gue," ucap Azka membuat Aira balik menatapnya. "Tugas kelompok itu dikerjain bareng-bareng. Bukan hanya lo yang kerja."

"Hm iya sih, cuma.. aduh, udah nggak keburu waktunya, Az. Lagipula nggak apa-apa kok aku yang kerjain."

"Aira," panggil Azka lagi. "Kenapa harus lo yang capek kalau mereka hanya bisa santai nunggu hasil? Kenapa lo mau ngorbanin waktu dan tenaga lo demi mewakili nilai mereka? Nggak bisa selalu begini, Aira. Lo nggak harus begini terus."

Aira menghela napasnya. Ucapan Azka menyadarinya telak.

"Tapi aku cuma nggak mau karena sikap mereka.. nilai aku  juga ikut hancur, Az. Selama ini, aku cuma ngelakuin apa yang aku bisa. Hanya itu. Apa aku salah?"

Azka menggeleng. "Lo nggak salah. Tapi jalannya nggak harus begini. Lo cuma terlalu baik, Ai."

Aira cemberut karena lagi-lagi cowok itu memanggilnya dengan sebutan yang ia tak suka, tapi ia mulai terkekeh pelan karena sejatinya Aira tak bisa lama untuk memasang wajah kesalnya.

"Yaudah, sini gue bantuin."

"Emangnya kau bisa?"

"Ya! Gini-gini gue jago dalam hal ini loh." Sahut Azka tak mau kalah. "Liat ya, gue bakal buat presentasi ini sebagus mungkin."

"Kau baik juga ya, Az."

♢♢

Nanti pulang sekolah temenin aku ke kafe ya. Lagi ada diskon loh. Lumayan ngisi waktu sebelum les piano. --Aira.

Setelah puas mengirim pesan itu kepada Azka, cewek itu kembali menatap buku kimianya dengan cemas.

'Kayak ada yang aneh. Ngapain aku peduli dengannya coba?'

Setelah dipikir-pikir lagi, Aira segera mengenyahkan pikiran aneh itu.

♢♢

"Kau nggak pesan minum?" Tanya Aira setelah kembali ke tempat duduk mereka.

Azka hanya menggeleng sambil fokus pada layar handphonenya.

Sambil menyesap minumannya, Aira bergumam, "Serius banget sih."

"Yoi lah wifi di sini kencang banget nih, Ai!" seru Azka kelihatan bahagia banget. Aira sangat tahu kebiasaan Azka yang senang banget kalau dapat wifi gratisan.

Aira mencibir, "Dasar cowok nggak modal. Eh, Az, ajarin fisika dong. Kau kan jago."

"Apaan jago?" Dia tertawa. "Kenapa nggak minta ajarin Vino? Ehh."

"Ih apaan sih. Kenapa jadi bahas dia?"

By the way, Vino itu memang cowok yang lagi dekat dengan Aira. Azka pun tau hal itu. Sikap Aira yang selalu menutup-nutupi hal yang berkaitan dirinya dan Vino, itu membuat Azka senang sekedar untuk menggoda Aira.

"Jadi, mana yang mau lo tanyain materi fisika?"

"Oke, yang ini no 5."